STP DIMINTA IKUT KEMBANGKAN PARIWISATA INDONESIA

06-12-2010 / KOMISI X

Komisi X DPR RI meminta Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) di Nusa Dua Bali untuk ikut mengembangkan industri pariwisata Indonesia di kalangan nasional maupun internasional.

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muh Hanif Dhakiri mengkritisi keberadaan STP yang hanya mampu mencetak tenaga kerja saja, tetapi pada sisi lain tidak pernah memikirkan pengembangan pariwisata di Indonesia. Demikian disampaikan saat Komisi X DPR mengadakan kunjungan spesifik, Jum’at (3/12) di kampus STP Nusa Dua Bali.

“Semestinya STP jangan bangga dulu lantaran bisa menamatkan mahasiswa dan bekerja hingga ke luar negeri. Tetapi kenyataannya STP tidak pernah memikirkan keberlangsungan pariwisata di Tanah Air," katanya.

Dalam kunjungan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Rulli Chairul Azwar (F-PG), Hanif mengatakan, mestinya STP ke depan harus mampu memikirkan dan berbuat untuk pariwisata dalam negeri.

Hanif mengakui dari sisi program, sekolah tinggi ini menghasilkan lulusan yang handal, tapi dari sisi outputnya apa makna bagi pembangunan budaya dan pariwisata.

Hal ini perlu ditekankan mengingat banyak daerah wisata terkenal yang akhirnya menjadi mati, seperti Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Mahasiswa-mahasiswa STP inilah yang seharusnya menjadi ujung tombak untuk ikut mengembangkan pariwisata di Indonesia.  

Tentunya, kata dia, kita jangan hanya melihat Bali sebagai tempat kunjungan wisata yang telah berhasil. Masih banyak obyek-obyek wisata lainnya di Indonesia yang perlu dikembangkan dan dipromosikan keindahannya, seperti Papua dan Manado.

Sementara itu, Ketua STP Bali Nyoman Madiun mengatakan, saran dan kritik dari dewan tersebut akan dijadikan suatu acuan agar sekolah ini ke depan lebih baik.

"Kami berterimakasih dewan telah mengkritisi keadaan di kampus ini. Dengan demikian kami pun akan menata kampus agar lebih baik," katanya.

Sebelumnya Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan, kesempatan kerja di sektor pariwisata bagi lulusan STP atau akademi pariwisata mencapai 95 persen.

"Bahkan hotel berbintang dan restoran di luar negeri sampai antre menunggu tamatan STP untuk bekerja di negaranya. Ini harus kita respon positif," kata mantan Kadisparda Bali itu.

Dikatakan, pekerja pariwisata yang banyak terserap di luar negeri adalah di antaranya Amerika Serikat sebesar 28,66 persen, Australia 23,57 persen dan sisanya ke berbagai negara lainnya.

Bahkan, Malaysia meminta lulusan Akademi Pariwisata Medan yang merupakan salah satu dari empat Sekolah Pariwisata di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, namun permintaan ini tidak dapat dipenuhi semua.

"Kemenbudpar selalu memperhatikan tamatan pariwisata tersebut. Bukan berarti tidak memikirkan pemerataan sektor pariwisata di Indonesia. Justru pemerataan ini kita garap bersama-sama," katanya. (tt)



 

 

BERITA TERKAIT
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...
80 Tahun Indonesia Merdeka, Kesetaraan Akses dan Kualitas Pendidikan Masih Jadi Persoalan
14-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi pendidikan secara menyeluruh...
Komisi X Dorong Literasi Digital Masuk Kurikulum sebagai Pendidikan Karakter Anak
11-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wacana pelarangan gim Roblox bagi anak-anak oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti kembali membuka...